Minggu, 27 Desember 2009

Paham Machiavelianis

Paham Machiavelianis diajarkan oleh seorang ahli filsuf politik dari Italian bernama Niccolo Machiavelli (1469-1527). Machiavellianisme didefinisikan sebagai ”sebuah proses dimana manipulator mendapatkan lebih banyak reward dibandingkan yang dia peroleh ketika tidak melakukan manipulasi, ketika orang lain mendapatkan lebih kecil, minimal dalam jangka pendek (Christie dan Geis [1970]). Kohlberg (1981) menjelaskan bahwa orientasi etika mempunyai hubungan dengan dimensi-dimensi etis seperti Machiavellianisme. Skala Machiavellian ini menjadi proksi perilaku moral yang mempengaruhi perilaku pembutan keputusan etis (Hegarty dan Sims [1978 dan 1979] dan Trevino et al. [1985]).

Disini saya mengangkat judul sebagai bahan diskusi "Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor" yang ditulis oleh
St. Vena Purnamasari, SE.,MSi1
UNIKA Soegijapranata Semarang
dalam penelitiannya beliau mendapatkan kesimpulan "Hasil-hasil pengujian dan analisis antar variabel dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Hipotesis 1a dan 1b terdukung. Sifat Machiavellian berhubungan negatif dengan independensi dan perilaku etis auditor. Artinya auditor yang memiliki sifat Machiavellian tinggi akan cenderung lebih menyetujui penyimpangan terhadap independensi dan cenderung berperilaku tidak etis, (2) hipotesis 3 terdukung. Independensi auditor berhubungan dengan perilaku etis auditor. Artinya auditor yang lebih independen akan cenderung berperilaku etis, (3) sifat Machiavellian berhubungan tidak langsung dengan perilaku etis auditor melalui independensi. Dan (4) Hipotesis 2a dan 2b yang menyatakan bahwa pertimbangan etis berhubungan positif dengan indepedensi dan perilaku etis auditor tidak terdukung."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar